Otomotif

WIBOWO SANTOSA PERMAISURI BAN PENCIPTREN PELEK

-

Buat ‘anak mobil’ di tahun 1990-an hingga kini, salah satu tempat gaul di Jakarta Selatan yang wajib disambangi adalah permaisuri Ban. Pasalnya, di tahun 1990-an awal, permaisuri Ban jadi satusatuny­a toko ban yang menjual berbagai jenis pelek aftermarke­t.

Di balik kesuksesan permaisuri Ban, ada nama wibowo Santosa, sang empunya toko yang berbagi kisah dalam rangka ulang tahun KE-30 OTOMOTIF.

Mengawali cerita sejarah Permaisuri Ban yang beralamat di jalan Mahakam 1 No. 5 ini, sebenarnya toko sudah berdiri sejak 1977.

“Tepatnya tanggal 7, bulan 7 (Juli) tahun 1977, Permaisuri Ban menjadi salah satu cabang dari toko Aneka Ban milik orang tua saya di Tanah Abang, Jakarta Pusat,” buka Bowo, panggilan akrabnya.

Nama Permaisuri Ban juga bukan tanpa arti. Nama Permaisuri dijadikan lantaran, “Yang ngejalanin toko semuanya cewek alias saudara-saudara perempuan saya,” cerita Bowo.

Tahun 1977 Permaisuri Ban pertama kali berlokasi di area bioskop New Garden Hall, yang sekarang menjadi Blok M Plaza. Kemudian 1982 pindah ke daerah Radio Dalam yang sekarang menjadi toko ban Aneka Speed, dan setahun kemudian (1983) pindah ke jalan Mahakam 1 no.5 hingga sekarang.

Dari awal berdiri, Permaisuri Ban tak hanya menjual ban saja, namun juga pelek-pelek aftermarke­t namun modelnya terbatas, “Dulu jualan cuma Enkei Compe 8, Enkei Compe Rally, Enkei Spoke F, TRD, Intra dan Evolution untuk Mercedes-benz dan Racing Dynamics buat BMW,” jelas Bowo lagi.

Kemudian 1992 dirinya mulai mengurusi Permaisuri Ban. “Kita mulai masukin pelekpelek model lain, dan mulai menerapkan satu set pelek hanya terdiri 4 buah,” kata Bowo.

Sebelum itu, satu set pelek aftermarke­t dijual sebanyak lima buah, empat yang terpasang di roda, satu lagi untuk cadangan. “Ini tren yang kita bikin, terinspira­si dari mobil yang dijual di Amerika saat itu, sudah menggunaka­n ban cadangan ukuran kecil ( temporary),” kekeh Bowo.

TRENDSETTE­R

Seiring waktu, di tangannya juga membawa berbagai pelek-pelek aftermarke­t ke tanah air dan menjadi trendsette­r. “Pelek itu seperti fashion, berubah seiring waktu,” kata Bowo.

Sebut saja di pertengaha­n 1990an, sudah menghadirk­an pelekpelek yang kini masih diminati, seperti Brabus Monoblok II dan Brabus Monoblock III.

Kemudian juga memulai pakem memasang pelek Jepang ke mobil Eropa. “Kayak Lowenhart dan 5Zigen ke BMW E36 atau Mercy W190,” ceritanya.

Pada 1997, Permaisuri Ban pertama kali memasukkan pelek berteknolo­gi forged, mereknya Fikse dari Amerika. Dan 1998, “Kita mulai masukin pelek forged HRE,” terangnya lagi.

Hingga kini, Permaisuri bisa dikatakan selalu menawarkan berbagai macam desain pelek dari merek-merek terkenal. Sebut saja Vossen, Enkei, HRE dan Volk Racing.

“Ya, Permaisuri berusaha terus menawarkan sesuatu yang baru. Hadirnya mobil dengan desain yang baru, tentu saja ‘sepatunya’ juga mesti disesuaika­n,” kekeh pria berkacamat­a ini .

RIDE THE WAVE

Kini Permaisuri Ban berkembang pesat. Dari satu cabang di

Mahakam, Jaksel, menjadi lima cabang. Ada Aneka Speed Radio Dalam, Aneka Putra Sentosa Tendean, Permaisuri BSD, dan Permaisuri Sunter.

Kesuksesan Permaisuri juga didukung tim yang solid dan mengerti konsep toko yang tak hanya menjual pelek tapi juga gaya dan penampilan atau lifestyle-nya.

Selain itu, sistem pemasaran yang mengikut zaman, ikut membantuny­a hingga mencapai titik sekarang ini.

Bicara perkembang­an digital, situs permaisuri Ban sudah dibikin sejak 1996, kemudian forum Autoshow di website Permaisuri. com muncul di 1997.

Forum Autoshow saat itu bisa dibilang ‘ hype’ lantaran jadi ajang temu komunitas mobil dengan memajang mobil dengan gaya modifikasi yang keren di dunia maya.

Permaisuri Ban lantas mulai menawarkan pelek lewat penjualan online sejak 2010. “Tapi selama enam tahun, hingga 2016 belum ada penjualan secara online, karena orang belum paham soal belanja online,” ceritanya.

Kemudian sejak 2012, Permaisuri masuk media sosial Instagram dan menjual berbagai produk di beberapa marketplac­e yang Indonesia. “Mulai pemotretan produk, stok barang secara realtime, admin yang siap menjawab, hingga proses packaging kami siapkan dengan baik,” terangnya.

Bisa dikatakan, kini selain trendsette­r pelek aftermarke­t, termasuk salah satu toko produk otomotif yang sukses di Indonesia. Dan untuk mencapai titik ini bukan hal yang mudah untuk dicapai.

“Selamat ulang tahun OTOMOTIF ke-30, bisa dikatakan saya dan otomotif sama-sama masuk di dunia otomotif awal 1990. Saya jadi ingat pertama kali diliput 1992, saat itu diwawancar­a soal facelift untuk Mercedes-benz W124,” kenang pria ramah ini. •

 ??  ??
 ?? FOTO: DOK. OTOMOTIF ?? Permaisuri Ban di Sunter, Jakut
FOTO: DOK. OTOMOTIF Permaisuri Ban di Sunter, Jakut
 ??  ?? Pada 1992 Wibowo Santosa mulai mengurusi Permaisuri Ban
Selain trendsette­r, juga jadi salah satu toko produk otomotif yang sukses di online
Pada 1992 Wibowo Santosa mulai mengurusi Permaisuri Ban Selain trendsette­r, juga jadi salah satu toko produk otomotif yang sukses di online

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia