Otomotif

BERGELUT DENGAN SUHU

-

Sebelum kita bahas mengenai persaingan di lintasan Jakarta Internatio­nal Eprix Circuit (JIEC) atau yang akrab dikenal Sirkuit Formula E Ancol, mari apresiasi untuk para penyelengg­ara. Kenapa? Usai menuai pro-kontra sejak 2019, serta pembahasan lokasi sirkuit yang awalnya ditetapkan di Monas, sempat menimbulka­n banyak pertanyaan.

Lokasi baru dimana? Selesai tepat waktu? Kualitasny­a bisa terpenuhi? Ternyata pihak Jakpro selaku developer sirkuit memenuhi semua jawaban tersebut. Pembanguna­n sirkuit dikebut sejak Februari dengan 24 jam non-stop. Secara total pembanguna­n hanya 54 hari saja.

Hingga akhirnya sirkuit benar-benar rampung (2/6) dan dipakai track walk, berbagai aktivitas, serta sampai balapan selesai (3-4/6). Sirkuit yang memiliki panjang 2,4 km dengan 18 tikungan ini resmi menyandang status FIA Grade 3E yang bisa menggelar balap dunia sekelas WTCR dan Formula E.

PANAS

Beberapa masalah jelas masih ada yang dikeluhkan para pembalap, hanya berupa hal minor saja. Seperti masalah debu di lintasan yang akan kami bahas pada boks di bawah. Serta panasnya suhu udara dan lintasan sepanjang akhir pekan di Ancol.

Suhu udara mencapai 38 derajat celcius dan suhu lintasan berkisar 60 derajat celcius. Menurut para pembalap, ini adalah sirkuit terpanas kedua setelah Arab Saudi. Bedanya balapan yang digelar di Diriyah itu masih memiliki udara yang sejuk, sedangkan udara lembab khas Jakarta Utara menyelimut­i balap mobil listrik itu.

“Saya masih takjub bagaimana kalian (para wartawan lokal) bisa tinggal di Jakarta dengan suhu yang sangat panas seperti ini. Saya sangat lelah dan sangat puas untuk balapan di Jakarta, hanya saja suhu udaranya benar-benar berisiko mengacauka­n konsentras­i,” tutur Mitch Evans yang akhirnya jadi juara.

“Menjaga suhu ban dan keawetan baterai jadi tugas utama karena kami mencoba simulasi balap sejak latihan dan baterai cepat terkuras. Itu yang membuat kami bisa mengatur ke posisi terdepan dan menjaganya itu dengan baik sampai balapan selesai,” imbuh pembalap TCS Jaguar Racing itu.

Ia menjalani balapan yang penuh strategi dan menerapkan­nya sangat baik untuk mendahului

Jean Eric Vergne (DS Techeetah). Kemenangan ketiganya musim ini dan Evans adalah pembalap yang paling sering menang selama musim ini.

Pembalap asal Selandia Baru ini padahal sudah beberapa kali datang ke Indonesia, baik untuk kegiatan sponsor kala masih didukung Jagonya Ayam, serta liburan ke Bali. Tak heran kalau ia tak menyangka udara panas di Jakarta dengan level kompetisi yang ketat membuatnya cukup kesulitan.

Senada dengan Evans, Jean Eric Vergne juga merasakan panasnya cuaca. Ia bisa kompetitif sepanjang sesi latihan dan kualifikas­i. Bahkan satu-satunya pembalap yang bisa mencetak waktu 1 menit 7 detik ketika pembalap lainnya selalu satu detik lebih lambat. “Kami sudah memaksa sejak awal balapan dan berusaha untuk membuka jarak dengan sangat baik, tetapi suhu udara tidak cocok bagi kinerja ban dan baterai, sehingga saya harus melambat di pertengaha­n balap,” urai pembalap Prancis itu.

“Ternyata itu yang membuat saya lebih mudah tersusul. Ya, setidaknya saya tahu kalau sirkuit di Jakarta ini cocok dengan gaya balap saya dan tidak sabar untuk kembali ke sini tahun depan dan menjadi pemenang. Saya sangat suka dengan karakter sirkuit ini,” imbuh pembalap yang cukup puas bisa mendekat ke puncak klasemen.

Tak hanya JEV saja yang suka, mayoritas pembalap juga menggemari. Sulitnya mobil Formula E adalah transmisi matic yang membuat mobil tidak bisa melakukan engine brake.

Pengereman pedal menjadi peran utama, sehingga jika di sirkuit jalan raya yang identik dengan tikungan patah akan sangat sulit.

Sebagian besar tikungan di sirkuit Ancol berkarakte­r cepat, sehingga tidak perlu pengereman ekstra keras. Bahkan titik attack mode pun tidak begitu jauh, sehingga para pembalap tidak terlalu dirugikan kala memasuki attack mode yang harus menjauh dari racing line.

Formula E Jakarta masih akan terus digelar sampai 2024 dengan opsi sampai 2026 usai dua tahun (2020-2021) tertunda karena pandemi Covid-19. Kini tinggal mengevalua­si agar Jakarta E-prix 2023 bisa lebih bagus dari segala aspek dibandingk­an tahun ini. Good job! • DAB

 ?? ?? FOTO:F.YOSI
FOTO:F.YOSI
 ?? ?? Manajemen baterai dan ban yang apik, bawa Mitch Evans jadi pemenang di Jakarta
UJE
Manajemen baterai dan ban yang apik, bawa Mitch Evans jadi pemenang di Jakarta UJE
 ?? ?? Jean Eric Vergne mendominas­i sejak akhir pekan, kalah karena baterai terkuras disebabkan suhu udara
Jean Eric Vergne mendominas­i sejak akhir pekan, kalah karena baterai terkuras disebabkan suhu udara

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia