BAGNAIA SIAP JUARA DI VALENCIA
Drama perebutan gelar juara dunia berlanjut pada seri Motogp Malaysia di sirkuit Sepang (21-23/10) lalu. Selepas dari balapan di Negeri Jiran, kini hanya tersisa dua nama yang masih berebut gelar juara, antara Francesco Bagnaia (Ducati Lenovo Team) dan Fabio Quartararo (Monster Energy Yamaha Motogp).
Nyaris saja Bagnaia ditahbiskan menjadi juara dunia di Sepang, nyaris pula mengulang kenangan manis kala ia dinobatkan sebagai juara dunia di Moto2 2019 di sirkuit yang berada tak jauh dari bandara Kuala Lumpur International Airport itu. Kemenangan sudah diraih, tetapi Quartararo finish di posisi tiga.
Padahal jika Quartararo finish di posisi empat atau lebih buruk, maka juara dunia sudah direngkuh Bagnaia. Kini persaingan keduanya berlanjut sampai seri terakhir di Valencia, Spanyol bulan (4-6/11) mendatang.
Dengan selisih 23 angka, jelas satu tangan Bagnaia sudah menyentuh mahkota gelar juara dunia. Tidak banyak alasan untuknya gagal mengunci gelar juara dunia di Valencia. Hanya satu perkara yang bisa membuatnya gagal menjadi jawara, yaitu terjatuh atau tidak mencetak angka, sedangkan Quartararo finis sebagai pemenang.
Selisih 23 angka adalah jarak yang cukup lebar dari satu ronde tersisa dengan point maksimal tersisa 25.
“Ya balapan yang kami inginkan di Sepang, kami berhasil meraih kemenangan, persaingan yang bagus dengan Enea Bastianini (Gresini Racing Ducati) dan Fabio Quartararo pun podium ketiga. Kita saling hormat satu sama lain, sportivitas sampai balapan terakhir di
Valencia nanti,” tutur Bagnaia.
Pembalap yang juga murid Valentino Rossi itu tidak ambil pusing mengenai seri terakhir, jelas kesempatannya mengunci gelar juara dunia sudah nyaris dipastikan. Ia hanya butuh mencetak minimal tiga angka atau finish di posisi 13 untuk bisa juara dunia.
Berdasarkan statistik Bagnaia dan Quartararo untuk balapan di Valencia, keduanya punya peluang yang terbilang mirip. Quartararo pernah mencetak pole position dan finish di posisi kedua pada Motogp Valencia 2019.
Sedangkan Bagnaia adalah pemenang dan pencetak fastest lap pada Motogp Valencia 2021 lalu. Tak pelak jika bicara peluang, maka kita bisa disuguhkan persaingan yang menarik untuk perebutan gelar juara dunia ini.
Pembalap Yamaha itu ingin tampil all out, sedangkan Bagnaia tidak ingin bersantai dan haus akan kemenangan. “Jelas bukan balapan yang mudah di Sepang, saya start dari posisi belakang dan menjalani balapan yang ketat untuk bisa podium. Setidaknya ini bisa memperpanjang
usaha memperebutkan gelar juara dunia,” tutur Quartararo.
“Tentu saja di Valencia nanti saya akan berusaha sekuat mungkin untuk menang, karena kemenangan adalah target utama saya di setiap balapan. Setidaknya saya sudah berusaha semaksimal mungkin di setiap ronde musim ini,” lanjut pembalap 23 tahun itu.
PERINTAH KHUSUS
Meski ada nada yang terkesan pasrah, Quartararo tetap berambisi untuk menang dan meraih yang terbaik di Valencia. Ducati pun tetap mengerahkan semua ‘pasukannya’ untuk bisa memastikan Bagnaia menjadi juara dunia. Lantaran pabrikan asal Italia berambisi untuk meraih empat gelar. Tiga di antaranya sudah direngkuh, yaitu tim juara dunia oleh Ducati Lenovo Team, konstruktor juara dunia untuk Ducati, serta Rookie of The Year yang didapatkan oleh Marco Bezzecchi (Mooney VR46 Racing Team). Satu gelar tersisa adalah juara dunia pembalap. Kini harapan tersebut ada pada Bagnaia. Bisa saja pembalap Italia itu membuka puasa 15 tahun Ducati yang terakhir kali menjuarai Motogp pada tahun 2007 oleh Casey Stoner. Serta membawa sosok Italia kembali menjadi jawara di Motogp era 4-tak yang sampai saat ini hanya didapatkan Valentino Rossi.
“Kesempatan itu semakin besar, kini kami harus lebih waspada dan memastikan semuanya tanpa kesalahan. Bagnaia menjalani balapan dengan sangat baik, ia bisa menutup ketertinggalan angka, menjadi peluang untuk bisa menjadi juara dunia,” ucap Gigi Dall’igna, Direktur Teknik Ducati Corse.
Kini semuanya akan dipastikan di Valencia, antara kesempatan besar Bagnaia dan keajaiban yang diharapkan Quartararo. Juara dunia baru? Atau nama yang bertahan sebagai juara dunia?