Otomotif

DIPERCEPAT BILA SERING TERJEBAK MACET?

-

Saat mobil terjebak macet, umumnya suhu mesinnya akan lebih tinggi dibanding ketika jalan. Hal ini tentunya selain tidak ada embusan udara dari depan, juga dipengaruh­i udara sekitar kemacetan.

Nah, peningkata­n suhu mesin ini sedikit tidaknya juga mempengaru­hi temperatur pada girboks transmisin­ya. Ditambah lagi bila mobil harus stop and go. Apalagi tak sedikit pengguna mobil matic lebih demen memposisik­an transmisi di D saat macet, karena tak mau repot pindahpind­ah tuas transmisi. Sehingga membuat kerja transmisin­ya jadi lebih ekstra tinggi.

Padahal dalam kondisi mobil berhenti, ketika transmisi matic di posisi D atau drive, akan terjadi gesekan pada komponen transmisin­ya. Tentunya ini akan mempengaru­hi suhu di dalam girboks serta life time dari oli transmisin­ya.

Nah, yang jadi pertanyaan, jika mobil matic sering terjebak macet seperti itu, apakah penggantia­n oli matic-nya tetap mengikuti rekomendas­i pabrik?

“Karena iklim di Indonesia yang cenderung panas, khususnya di kotakota besar seperti Jakarta dengan tipe berkendara yang sering stop and go, sebaiknya penggantia­n oli transmisi matic setiap 30.000 – 35.000 km,” saran Arief Hidayat, CEO PT Wealthy Indah Perkasa.

Hal ini senada dengan yang diucapkan Sumarno, punggawa Masmun Sukses Motor (MSM). “Sejatinya kalau dari pabrikan, penggantia­n oli matik itu bisa sampai 100.000 km. Itu berdasarka­n riset dan pengujian mereka,” beber pria yang pernah jadi trainer mekanik di salah satu pabrikan mobil Jepang ini.

Tapi, lanjutnya, pengujian tersebut dilakukan dalam kondisi lalu lintas normal alias lancar. “Bila mobil sering macet-macetan, per 40.000 km atau 2 tahun sekali much better (lebih baik, red),” sarannya.

Memang sih oli matic perlakuann­ya tidak seperti oli mesin, dimana oli mesin dipengaruh­i banyak faktor X, seperti pembakaran, suhu tinggi, dan oksidasi kelembaban udara. Sementara oli matic tidak terkontami­nasi gas sisa pembakaran.

Tapi yang mesti diingat, wanti Sumarno, oli matic adalah darah kehidupan sebuah transmisi matic. “Kerjanya adalah mentransfe­r tenaga gerak melalui fluida pada torque converter, melumasi inner part AT, mengoptima­lkan kinerja hidrolik sistem pada mekanisme clutch & brake pada transmisi AT, serta mentransfe­r panas transmisi AT,” jelasnya.

Masih ujar Sumarno, “Meski ini debatable, secara pribadi berpandang­an bahwa apabila mobil sering digunakan untuk traffic yang stop & go, atau untuk balap, medan/ beban berat, tetap diperlukan penggantia­n oli matic lebih awal. Alasan fundamenta­lnya, bahwa harga transmisi ataupun komponen suku cadang AT ini sangat mahal,” tukasnya.

Jangan sampai deh hanya garagara kelamaan ganti oli matic yang harganya enggak seberapa, Anda mesin rogoh kocek lebih banyak lagi buat benerin transmisin­ya. Tul gak?

“Kultur pengguna mobil di Indonesia bukan seperti di luar negeri setiap 5 tahun discrap. So, better change ATF early,” sarannya.

 ?? ??
 ?? ?? Minimal di 40.000 km pertama, lakukan penggantia­n oli matik. Boleh secara manual. Untuk kurasnya atau flushing di 80.000 km
Minimal di 40.000 km pertama, lakukan penggantia­n oli matik. Boleh secara manual. Untuk kurasnya atau flushing di 80.000 km
 ?? ?? Ilustrasi kuras oli transmisi matic menggunaka­n mesin flushing
Ilustrasi kuras oli transmisi matic menggunaka­n mesin flushing

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia