Otomotif

SUDAH (TERLIHAT) KENCANG

-

Bersamaan dengan hari valentine (14/2), Scuderia Ferrari F1 Team memperkena­lkan Ferrari SF-23 dan langsung melakukan shakedown. Tak pelak peluncuran mobil yang dilakukan secara terbuka untuk umum ini, bisa langsung mengetahui suara dan performa mobil terbaru, bukan hanya sekadar livery saja.

Secara warna memang nyaris tidak ada perbedaan dibandingk­an versi tahun lalu. Warna merah khas Ferrari masih mendominas­i, serta hitam yang tidak dicat merupakan warna asli karbon kevlar. Tujuannya sama seperti tim lain, sengaja dibiarkan ‘telanjang’ tanpa cat untuk mengurangi bobot mobil yang ditambah dari cat.

Hanya saja banyak ubahan pada lekuk bodi, sayap depan dan belakang, yang jadi evaluasi dari kekurangan mobil di musim lalu. Lihat saja air scoop yang terlihat lebih sempit, tetapi agak memanjang ke samping.

Tim teknis Ferrari menjelaska­n kalau angin yang masuk ke mesin masih sama banyaknya, hanya saja flow angin lebih deras, sehingga bisa udara melimpah dan mempercepa­t pendingina­n mesin.

Inovasi ini juga masukan dari Pimpinan Tim baru Scuderia Ferrari,

Frederic Vasseur yang langsung ikut terlibat mengembang­kan

SF-23. “Sejak saya tiba di Ferrari, langsung terlibat mengembang­kan mobil ini dan semua memang sudah terlihat sempurna, Ferrari sangat berpengala­man membuat mobil F1,” ucap Vasseur.

“Saya hanya memberikan masukan berdasarka­n pengalaman, mereka mendiskusi­kannya dengan baik sehingga ada timbal balik yang baik dalam mengembang­kan mobil ini. Hari pertama saya kerja, sudah senang diterima sangat baik,” lanjutnya.

Vasseur memang dipercaya sebagai ahli teknis dan taktis di Scuderia Ferrari. Kelihaian strategi yang dibikin pria asal Prancis itu saat memimpin Alfa Romeo dan Sauber Grup memang ciamik. Alfa Romeo Racing berhasil menjadi tim non-pabrikan dengan pencapaian terbaik, sehingga keapikanny­a kini dibuktikan untuk membawa Ferrari menjadi juara.

SIAP !!!

Sementara itu, Charles Leclerc memang beberapa kali gagal meraih kemenangan bahkan kehilangan podium dengan strategi yang digarap Mattia Binotto, mantan Pimpinan Tim Scuderia Ferrari.

Demikian juga dengan rekan setimnya, Carlos Sainz Jr yang kerap kehilangan kesempatan emas karena bobroknya strategi Ferrari musim lalu.

“Ferrari sangat bagus dalam beberapa tahun terakhir, khususnya tahun lalu. Saya lebih sering bersaing untuk podium pertama dan ketat untuk memperebut­kan klasemen pertama dengan Max (Verstappen, Red Bull Racing), tetapi kami harus puas menjadi runner-up,” ucap Leclerc.

“Kami butuh strategi yang apik, Vasseur pun bukan sosok baru bagi saya pribadi, kita saling mengenal sejak saya masih di Sauber. Dia sosok pemimpin yang dibutuhkan Ferrari,” timpalnya.

Carlos Sainz Jr pun punya harapan yang sama dengan Leclerc. Ia merasa siap jika dipimpin dengan komando dari Vasseur dan siap untuk lebih sering bersaing di tiga besar. Sainz sama-sama bersaing untuk podium dengan pembalap Red Bull Racing, Sergio Perez.

Hanya saja Sainz kalah di penghujung musim dan finish di peringkat empat klasemen akhir. “Mobil sudah terlihat sangat bagus dan saya merasakan perkembang­an yang lebih besar dibandingk­an mobil tahun lalu,” kata Sainz.

“Sekarang tinggal menerapkan strategi yang bagus dan meraih podium lebih banyak. Saya punya penasaran yang banyak ketika merasakan beberapa kegagalan tahun lalu,” tambah pembalap Spanyol itu.

Duet Leclerc dan Sainz masih dinilai sebagai yang terkuat di F1 2023. Kini kita tunggu.

 ?? FOTO: FERARRI SPA ??
FOTO: FERARRI SPA
 ?? ?? Juara dunia masih jadi tujuan utama Charles Leclerc
Juara dunia masih jadi tujuan utama Charles Leclerc
 ?? ?? Carlos Sainz ingin strategi yang tepat untuk lebih sering podium
Carlos Sainz ingin strategi yang tepat untuk lebih sering podium

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia