Otomotif

HALUS & ‘MEMATIKAN’

-

Belakangan ini, beberapa gunung berapi yang ada di sejumlah wilayah Indonesia mulai sering mengalami erupsi. Saat erupsi terjadi, gunung akan memuntahka­n material vulkanik berupa abu pekat yang membumbung ke udara lalu dihempaska­n angin hingga sejauh ratusan kilometer.

Untuk diketahui, abu vulkanik merupakan material yang dikeluarka­n gunung berapi saat erupsi, dan terdiri dari partikel halus batuan vulkanik yang terfragmen­tasi dengan diameter kurang dari 2 mm. Abu vulkanik dapat terbawa angin, dan melayang di udara sehingga menimbulka­n berbagai ancaman kesehatan.

Selain berdampak pada mahluk hidup, abu vulkanik juga kurang baik untuk kendaraan. Kondisi ini tentunya berpengaru­h terhadap aktivitas masyarakat, terlebih yang menggunaka­n kendaraan bermotor.

Bagi para pengguna kendaraan, baik sepeda motor maupun mobil agar lebih berhati-hati saat melintasi guyuran abu dari gunung berapi ini. Pasalnya dengan kondisi tersebut potensi terjadinya kecelakaan juga akan meningkat. Mengingat, kondisi jalan yang licin serta jarak pandang yang berkurang membuat pengendara harus ekstra berhatihat­i.

JARAK PANDANG TERBATAS

Saat melintas di bawah daerah yang diguyur abu vulkanik jelas akan membuat kondisi jalan berubah, terutama dalam hal visibilita­s berkendara. Jarak pandang yang berkurang ini sebaiknya diikuti dengan mengurangi kecepatan kendaraann­ya.

Jangan pernah merasa jika jalan tersebut selalu aman dan selalu waspada dan berhati-hati. Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) mengatakan, pengemudi harus selalu memperhati­kan rambu serta jalan saat berkendara.

“Ketika marka tidak terlihat, jadikan obyek-obyek statis di pinggir jalan sebagai guide (panduan). Selain itu, kemampuan pengemudi lain untuk melihat kendaraan di depannya juga berkurang karena abu akan menghambat pijar cahaya dari lampu,” katanya.

JALANAN LICIN

Jalanan yang tertutup abu vulkanik akan berdampak pada kondisi permukaan aspal. Partikelpa­rtikel debu halus yang memenuhi permukaan jalan akan membuat jalanan tersebut menjadi licin.

Oleh sebab itu, ketika melewati jalanan yang terselimut­i abu vulkanik dilakukan secara perlahan dan tidak agresif. Sehingga potensi selip bisa diminimali­sir.

UDARA KOTOR

Saat berkendara di bawah guyuran abu vulkanik, tutup rapat semua kaca jendela mobil. Ini untuk mencegah partikel debu halus masuk ke kabin mobil.

Selain itu, ubah setelan AC mobil ke mode sirkulasi indoor. Dengan begitu kabin mobil dalam kondisi yang bersih dan tetap nyaman.

KOMUNIKASI DENGAN LAMPU

Saat jarak pandang terbatas, pengemudi bisa memanfaatk­an cahaya lampu untuk berkomunik­asi dengan pengguna kendaraan lain dari arah berlawanan.

“Pandangan yang terbatas memaksa kita harus menyalakan lampu, tidak hanya sebagai alat pembantu visual juga sebagai tanda bagi pengemudi lain. Dan jangan salah kaprah dengan menghidupk­an lampu hazard,” ucap Sony.

 ?? ??

Newspapers in Indonesian

Newspapers from Indonesia