TAMBAH FITUR MAKIN SPORTY
KELISTRIKAN SAJA HABIS RP 45 JUTA
Saat berlangsung acara tahunan Mazda Power Drive 2023 yang dihelat PT Eurokars Motor Indonesia (EMI) pada Rabu (29/11) lalu di Midaz Dining & Lounge Senayan Golf, Jakarta Selatan, terkuak ada dua produk baru Mazda nih sob.
Produk terbaru tersebut adalah New Mazda2 Hatchback GT dan New Mazda CX-5. Yap, meski hanya model change alias facelift, cukup banyak pembaruan yang dilakukan oleh Mazda pada dua produk andalannya itu.
Sekadar info, Mazda2 Hatchback yang pertama hadir di Indonesia pada 2009 silam, merupakan generasi ke-3 kalau secara global. Hatchback yang cukup digandrungi kawula muda ini seiring perjalanan terus mengalami improvement, terutama pada generasi keempat yang hadir tahun 2014.
Nah, di penghujung 2023 ini, Mazda Indonesia kembali menghadirkan pembaruan pada Mazda2 Hatchback yang hanya tersedia dalam varian GT.
Pembaruannya cukup banyak loh, misalnya di bagian fascia depan kini ia mengusung New Front Grille and Signature Wing dan New Front Bumper Design.
Lalu desain pelek alloy 16 incinya juga tampil anyar. Sementara di bagian belakang terdapat Red Accent pada bumper- nya, untuk memperkuat aura sporty. Tak hanya itu, Mazda juga menghadirkan dua pilihan warna baru, yaitu Aero Gray Metallic dan Air Stream Blue Metallic.
Lanjut ke bagian interior, aura sporti juga begitu tampak berkat tampilan jok berbalut material leather dipadu cloth warna hitam yang pinggirannya dikasih red stich.
Begitu pula di area dasbor dan doortrim, juga terdapat aksen lis merah, seperti pada pinggiran kisi-kisi AC bagian ujung, tengah dasbor dan sebagainya.
Sipnya lagi, Mazda juga meningatkan aspek keselamatannya juga dengan hadirnya fitur Autodimming Interior Mirror, Curtain & Side Airbags, Smart City Brake Support (Forward & Reverse), Lane Departure Warning System (LDWS), serta Driver Attention Alert (DAA).
ELITE & KURO
Lantas apa saja pembaruan pada Mazda CX-5 yang hadir dalam 2 varian, yaitu ELITE 2WD dan KURO AWD?
Pada varian ELITE 2WD, Mazda ingin menonjolkan sisi elegannya dengan menyematkan Body Color Side Cladding, desain baru pelek berdiameter 19 incinya, serta menghadirkan warna baru Platinum Quarts Metallic.
Sedangkan pada varian KURO AWD, dilengkapi dengan Gloss Black Mesh Front Grille, Gloss Black Side Cladding, dan Black 19-inch Wheels yang menonjolkan sisi sporty, sejalan dengan teknologi I-ACTIV AWD yang disematkan pada varian ini.
Tak hanya itu, untuk meningkatkan kenyamanan berkendara pada CX-5 terbaru ini, Mazda melengkapinya dengan Ventilated Front Seat, 10.25-inch
Mazda Connect Display, dan USB Type-c Connectivity.
Nah, dengan segala pembaruan tersebut, tentu saja harganya juga ikut berubah dong. Untuk New Mazda2 Hatchback GT, kini dibanderol Rp 367,7 juta, atau naik sebanyak Rp 18,9 juta dari versi sebelumnya yang dibanderol seharga 348,8 juta OTR DKI Jakarta.
Lalu untuk New Mazda CX-5 Elite kini dibanderol Rp 628,8 juta dan
Yamaha Mio Sporty milik Andi ‘Atenx’ Akbar ini rupanya cukup spesial. Mio ini merupakan pemberian dari almarhumah Ibunda Atenx. Seiring berjalannya waktu kondisi Mio berangsur memburuk karena kurang terawat. Akhirnya diputuskanlah untuk dikonversi sekalian jadi motor listrik.
“Gue pikir ini adalah motor yang tepat buat gue bangun jadi motor listrik, nanti motor ini akan gue simpen mungkin sebagai kenangkenangan dari nyokap gue,” sebut owner Katros Garage tersebut.
Mesin bawaan Mio dilungsurkan karena memang tidak akan dipakai lagi. Sebagai gantinya bertengger`dinamo mid drive berkekuatan 4.000 Watt. Dengan konfigurasi mid drive, tenaga dari dinamo disalurkan ke roda belakang via rantai.
Dinamo ini dipadukan dengan baterai lithium polymer 27 Ampere 84 Volt. Diklaim dapat menempuh jarak sekitar 100 km dengan kecepatan rata-rata 50 km/jam.
Untuk menampilkan informasi seputar motor, panel instrumen dengan display digital menggantikan tugas spidometer analog bawaan Mio.
“Gue berkolaborasi dengan Mas Adit dari Mandasia Garage untuk beli partnya sekalian disetingin,” ujar builder yang doyan ngevlog ini.
Karena pakai dinamo mid drive dan rantai serta tidak pakai CVT, Mio ini kini butuh swingarm. Aslinya Atenx ingin menggunakan lengan ayun bawaan Yamaha XSR 155, tapi akhirnya diputuskan untuk pakai swingarm copotan Yamaha Scorpio.
Pemilihan ini agar baterai bisa terpasang dengan optimal. Baterainya sendiri memiliki bobot 30 kg! Agar dapat terpasang terlebih dahulu dibuatkan braket di bagian tengah. Sedangkan controller diletakkan di dek bawah.
“Diletakkan di sana karena satu-satunya yang masih ada ruang kosong di motor ini,” ujar pria yang bermarkas di Jl. Sukun No.91 Cempaka Putih, Ciputat Timur, Tangerang Selatan, Banten ini.
Agar tampilan lengan ayun jadi lebih padat, Atenx memberi cover swingarm yang aslinya buat Ninja 250. Agar dapat terpasang dengan baik, cover ini dipotong-potong untuk menyesuaikan pemasangan di Mio. Kotak baterai pun dicat warna hitam-kuning sehingga tampilannya terlihat kontras.
Sokbreker belakang pakai model dual shock panjang 325 mm yang diletakkan di kanan-kiri, alih-alih samping kiri seperti Mio standar. Sok depan sendiri pakai keluaran KYB dengan tabung berwarna putih.
Kedua pelek diganti model jari-jari yang berukuran lebih lebar. Untuk tromol depan pakai punya Mio yang jari-jari, sedangkan belakang pakai bawaan V-ixion. Pelek jari-jari ini lantas dibalut karet bundar Maxxis.
Bodi Mio Sporty yang sudah usang diganti dengan bodi set baru. Bodi Mio berwarna dasar hitam ditambahkan sentuhan grafis warna biru dengan merek apparel yang mensupport Atenx. Bagian tengah bodi pakai lansiran aftermarket yang memiliki bodi transparan di tengahnya. Setelah itu diberi lampu agar tampilannya menarik.
“Walau bodinya semua baru tapi masih dirasa kurang, karena warnanya hitam aja gitu,” uajr Atenx.
Dengan spek perangkat kelistrikan yang powerful, Atenx pun mengupgrade pengereman. Dimulai dari mengganti cakram depan pakai lansiran KTC berdiameter 260 mm. Cakram ini dijepit oleh kaliper standar Mio, tapi kini menggunakan slang rem braided dari Scarlet yang lebih panjang.
Dalam membangun
Mio ini, Atenx menyebut perangkat kelistrikannya sendiri menghabiskan dana sekitar Rp 45 juta. Soal performanya, meski belum diexplore 100 persen oleh Atenx, Mio ini dapat mengimbangi performa sebuah XMAX! Wow!
Terakhir, Atenx memberi nama Mio ini MISTIK, yang berarti Mio Listrik. Sebuah tribute yang electrifying!
Yamaha Indonesia memang tak lagi menjual TMAX di Tanah Air. Namun bukan berarti TMAX model terbaru tak bisa lagi didapatkan. 2Wheeler by Glamour Auto Boutique, importir umum yang bermarkas di kawasan Pondok Indah, Jakarta Selatan sudah mendatangkannya, langsung dari Jepang.
Yang dihadirkan oleh 2Wheeler varian tertinggi, yaitu TMAX Tech Max dengan banderol yang cukup fantastis, Rp 650 juta ( off the road). Kalau on the road jadi sekitar Rp 700 juta. Itu lebih mahal dari Toyota Innova Zenix Q Hybrid Modellista yang harganya Rp 624,6 juta (OTR Jakarta)!
Artinya lagi lebih dari 2 kali lipat harga TMAX DX ketika Yamaha Indonesia masih menjualnya, di 2018 silam banderolnya Rp 299,9 juta (OTR Jakarta).
Meski tergolong mahal, namun ternyata tetap laku! Dua unit yang didatangkan oleh 2Whelers langsung terjual. Apa sih keunggulannya sehingga sukses memikat para bikers berkantong tebal? Yuk simak. Aant
FITUR & TEKNOLOGI
Model baru tentunya juga mengusung berbagai fitur dan teknologi baru. Yang berubah signifikan di TMAX Tech Max adalah panel intrumen, jadi digital TFT 7 inci yang sangat memanjakan mata. Selain infonya juga makin lengkap dan mudah dibaca, monitor ini juga bisa menampilkan navigasi dari Garmin Street Cross seperti halnya di XMAX Connected.
Info yang disajikan antara lain ada takometer, speedometer, fuelmeter, suhu mesin, odometer, tripmeter 1 & 2, range, konsumsi bensin instan dan rata-rata, suhu sekitar, jam, hari dan tanggal, dan juga notifikasi saat ada telepon dan pesan masuk.
Ada juga info lampu jauh, lampu sein, TCS, ABS, check engine, keyless, Cruise Control, pemanas jok dan pemanas handgrip.
Ada pula info Riding Mode yang dipilih, ada T atau Tour dan S atau Sport.
Untuk mengganti atau mengatur menu yang ada di layar, menggunakan joystick yang ada di setang kiri. Termasuk juga ketika mau mengatur ketinggian windshield, tinggal tekan joystick kemudian cari menu windshield, berikutnya atur ke atas atau bawah. Sangat mudah! Untuk back atau masuk menu Home ada tombol di bawahnya.
Masih di setang kiri, terdapat juga tombol untuk pengatur fitur Cruise Control yang bisa diaktifkan mulai kecepatan 50 km/jam, lampu jauh-dekat dan pass beam, lampu sein, klakson dan ada juga handel untuk rem parkir.
Sementara di setang sisi kanan ada tombol engine cut off, Riding Mode, hazard, dan starter. Yang juga baru kini untuk gasnya sudah Throttle by Wire, atau yang istilah kerennya Yamaha Chip Controlled Throttle (YCC-T).
Oiya kedua handgrip dilengkapi dengan fitur pemanas, yang tentunya cocok digunakan saat kondisi dingin, misal turing ke Puncak, Bogor atau saat kondisi hujan.
Geser ke area bawah setang, terdapat tombol keyless untuk menyalakan, mematikan, mengunci setang dan membuka jok. Bisa diaktifkan tentu kalau remote keyless ada di rentang radius kerjanya.
Sementara di bawah setang kanan ada laci, yang di dalamnya terdapat power outlet model USB, juga kompartemen pemisah yang bisa untuk meletakkan smartphone.
Untuk ruang penyimpanan yang lebih besar ada bagasi di bawah jok yang bisa untuk menampung sebuah helm full face. Di dalamnya juga terdapat lampu, sehingga saat dibuka di tempat gelap barang di dalamnya akan terlihat.
Nah joknya selain dilengkapi pemanas, juga ada penopang hidraulisnya, sehingga ketika dibuka tinggal colek sedikit saja, maka akan otomatis terangkat dan tak perlu ditahan. Kemudian pada bagian jok untuk pengendara ada sandaran mungil, yang bisa diatur posisinya sejauh 30 mm.
Nah yang keren di depan jok terdapat tangki bensin berkapasitas 15 liter, yang tutupnya model rata seperti milik motor sport. Membukanya tapi tak perlu colok anak kunci karena keyless. Cukup dalam posisi kontak mati dan keyless di dekat motor, tinggal dibuka tuas mungilnya.
Geser ke bagian lampu-lampu, tentunya semua sudah LED, malah lampu utama pakai LED projector yang sorotnya terang dan fokus. Nah di atas lampu utama ada windshield yang lebar dan tinggi, serta bisa diatur ketinggiannya secara elektrik.
Lanjut ke area kaki-kaki, suspensi depan andalkan upside down bertabung warna emas, sehingga kesannya mewah. Jarak mainnya 120 mm. Sedang belakang pakai suspensi tunggal yang posisinya tiduran seperti TMAX DX, yang dilengkapi setelan pre-load dan rebound. Jarak mainnya 117 mm.
Peleknya pakai Spin Forged yang diklaim bobotnya ringan, dibalut ban khusus dari Bridgestone tipe Battlax Scooter SC2. Ukurannya 120/70R15 dan 160/60R15.
Pengereman juga masih khas TMAX, depan cakram ganda berdiameter 267 mm yang dijepit kaliper radial 4 piston, sedang rem belakang ukuran cakramnya lebih besar, 282 mm tapi kaliper hanya 1 piston. Tentunya ada ABS di kedua roda.
Selain kaliper untuk rem yang letaknya di bagian bawah, di piringan belakang juga ada kaliper untuk rem parkir, yang letaknya di sisi atas dan pakai sling bukan hidraulis.
RIDING POSITION
TMAX Tech Max merupakan skutik yang dimensinya tergolong besar dan panjang, dimensi panjang x lebar x tinggi 2.195 x 780 x 1.415 mm, bobotnya mencapai 220 kg. Jarak sumbu roda mencapai 1.575 mm. Jadi ini merupakan skutik gede yang sesungguhnya!
Sasisnya seperti halnya moge supersport, pakai jenis twin spar aluminium yang selain ringan karakternya cenderung rigid. Mesin pun langsung terpasang pada sasis.
Tinggi joknya 800 mm, kalau secara angka tergolong sedang, namun ternyata saat diduduki bagi pengendara berpostur 173 cm bobot 65 kg dan kedua kaki turun, masih sangat jinjit!
Kok bisa? Ternyata jok dan bodi bagian tengahnya sangat lebar, sehingga ketika kedua kaki turun memang posisinya jadi mengangkang. Sebaiknya ketika berhenti, cukup salah satu kaki saja yang turun. Joknya selain dimensinya lebar, busanya empuk dan kulitnya lembut.
Posisi duduknya tentu khas TMAX, kaki bisa sangat selonjoran jika menapak ke dek yang miring, malah rasanya kejauhan, mungkin desainnya lebih untuk postur Eropa yang jangkung. Kalau kaki menapak ke dek yang rata pun rasanya tetap seperti terlalu ke depan. Enggak ada opsi yang kaki lebih mundur.
Setangnya saat diraih terasa rendah dan juga jauh, sehingga lengan jadi lurus, kesannya sangat sporty! Sesuai dengan konsep motornya, skutik yang dikembangkan menyerupai besutan supersport.
TMAX Tech Max ini rasanya memang pas untuk yang ingin terlihat sporty, tapi enggan pindah gigi dan tetap berkelas! Tentu saja, karena mahal dan populasinya masih hitungan jari!