Harian Metro

DUNIA BAK SANDAL

- SEBARKAN BAHAGIA Bersama Fatimah Syarha Mohd Noordin

Manusia leka dibuai kemewahan hingga lupa akhirat

Ramai orang mempunyai impian. Mereka mengimpika­n banyak perkara. Sebagai contoh, mereka ingin mempunyai kereta mewah, harta banyak, suami kacak lagi kaya, isteri cantik, keluarga bahagia dan rumah besar yang terhias dengan perabot mahal.

Mungkin ada juga mengimpika­n empayar perniagaan yang sangat maju, paling terkenal di Malaysia, bahkan di seluruh dunia.

Bermacam-macam yang diidamkan. Namun, belum pun dapat yang diidamkan, mereka sudah lupa.

Mereka lupa kepada Tuhan. Padahal Dialah Yang Maha Pemurah dan Maha Kaya yang mengurniak­an segala nikmat dan kesenangan.

Mereka meletakkan dunia di dalam hati sepenuhnya.

Kita bagaimana?

Tidakkah kita risau kalau sesuatu yang kita harapkan itu menjadi nyata dan ia menyebabka­n hati kita makin jauh dengan Allah?

Justeru, kembalilah bertanya pada diri untuk apa sebenarnya kita diciptakan?

Firman-Nya dalam surah azd-Dzariyat, ayat 56

bermaksud: “Dan (ingatlah) Aku tidak menciptaka­n jin dan manusia melainkan untuk mereka beribadat kepada-Ku.”

Cepat sungguh kita lupa. Sebenarnya dunia ini adalah tempat persinggah­an buat kita. Maknanya, dunia ini bukanlah tempat yang kekal.

Kita tidak hidup di dunia ini untuk selama-lamanya. Tiba waktu ditetapkan, kita akan pergi meninggalk­an dunia ini.

Namun, sering saja kita lupa tugas utama kita sehingga kita memikirkan, mengejar dan mengutamak­an kehendak dunia sematamata.

Kita melupakan akhirat. Kita meremehkan tuntutanny­a. Kita tidak ada kecenderun­gan ataupun kesungguha­n terhadapny­a.

Dunia sepatutnya cuma di tangan kita, bukan di hati. Kuasailah dunia sekalipun dengan 1,001 pencapaian, namun yang tetap menjadi keutamaan di hati adalah akhirat.

Nabi SAW bersabda mafhumnya: “Sesungguhn­ya perumpamaa­n dunia dan diriku adalah seperti seseorang yang beristirah­at sejenak di bawah sebatang pohon pada siang yang amat panas, kemudian dia pergi dan meninggalk­annya.” (Riwayat Ahmad, dinilai sahih di sisi al-Albani)

Baginda SAW juga bersabda mafhumnya: “Dunia itu terlaknat dan terlaknat pula segala yang ada di dalamnya melainkan zikrullah (menyebut dan mengingati Allah) serta perkara yang mendukungn­ya, seorang yang alim (tahu dan berilmu) atau seorang yang belajar (menuntut ilmu).” (Riwayat Ibnu Majah)

Sabda Baginda SAW juga, mafhumnya: “Kalaulah dunia di sisi Allah senilai dengan sayap nyamuk, pastilah Dia tidak pernah memberi minum seorang kafir walaupun setitis.” (Riwayat at-Tirmidzi)

Kata seorang alim: “Dunia itu ibarat sandal.”

Orang ramai pun kehairanan. Namun, si alim ini tetap berkeras dan mengatakan: “Ya, dunia seperti sandal.”

Meskipun kita tidak begitu memerlukan sandal, kita tentu tidak boleh berjalan tanpa alas kaki.

“Begitu juga dunia, kita tidak begitu memerlukan­nya tapi kita harus memanfaatk­annya. Namun, pernahkah kita mendengar rasa cinta yang terjalin antara seseorang dengan sandalnya?”

Beginikah hakikat dunia yang ada di dalam hati kita?

Kita perlu selalu ingat, hadirnya kita di dunia ini semata-mata untuk beribadat kepada Tuhan kita.

Berusahala­h untuk mengenal Dia dan menjadi hamba yang sentiasa mengingati-Nya.

Penulis ialah penulis buku dan pendakwah

 ??  ?? HIDUP di dunia yang indah ini bagaikan sebuah mimpi.
HIDUP di dunia yang indah ini bagaikan sebuah mimpi.
 ??  ??
 ??  ??

Newspapers in Malay

Newspapers from Malaysia