Utusan Borneo (Sabah)

KETIKA MEMBACA SAJAK-SAJAK RINDU, KAU ADA DI HADAPANKU

-

i waktu begitu mencabar sekali menjarakka­n pertemuan kita,inginku rentap kalendar agar hari cepat berlalu, walau tiba saat itu debarnya kita terus sahaja luahkan segala terbuku dihati, juga mencari kata-kata menunda jarum jam, usah melaju sebelum kita berasa lelah siapakah dalang perkasihan dibalik kekagumank­u ketika kita menjadi setangkai musim, kau adalah bunga dan aku adalah perkebunan, walau angin tak mampu aku halang wangimu memikat lalang-lalang aku laki-laki, taufan pernah menguji aku hingga tak mengenal embun biarpun di daun-daun kering, sebelum aku bagai terhempas pada gurun dan kau adalah bidadari, ketika sayapmu hampir patah pada pergelutan musim-musim seperti medan pertempura­n, setenang bahtera kau sulam layarnya adalah sutera, kompas hayat dihalakan pada gelombang sebelum hampir pecah antara terumbu karang dan pantai-pantai yang seharusnya tempat kau bersyair ii pinjamkan aku air matamu menjahit luka-luka kerana kewanitaan lebih memahami hakikat penghidupa­n dan pengorbana­n sebuah kasih sayang walau kau ditikam dari keningmu biarkan aku selami bait-bait syairmu menjadi mantera hayat perkasihan, menjejak hari usah menyinggun­g hal-hal yang meleuskan sengketa, ketabahan usah diuji kemampuan yang tak teguh, jikalau rapuh pun pendirian, berbalik pangkal jalan, biar musim-musim kita lewat, namun tak terjerumus pecahan kaca iii kembali aku di sini, antara platform, kita memahatkan suatu perjanjian untuk menetapkan jadual keberangka­tan keretapi bersama-sama, sambil menuliskan fragmen setia menemani hari tanpa persengket­aan hingga malam-malam yang larut kita tadahkan hujan kecil, menelusuri keinginan membara dari lembah, cerun ke cerun tanpa suara keluhan untuk lebih dekat kepada sebuah pengertian bahawa cinta adalah mata pisau dan kita pernah terluka. YATIM AHMAD Putatan

Newspapers in Malay

Newspapers from Malaysia