Utusan Borneo (Sabah)

KJRI KK tingkat hubungan sosial, budaya dan ekonomi

Antara Sabah dan Indonesia

-

N

EGARA Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaa­n yang ke-72 hari ini, selepas mengisytih­arkan Proklamasi Kemerdekaa­n Indonesia pada 17 Ogos 1945. Indonesia adalah sebuah negara yang besar, memiliki kira-kira 17,000 pulau, 516 Kabupaten, 34 Propinsi, 714 suku dan 1,100 bahasa. Republik Indonesia kini semakin maju dan pesat membangun di bawah Kepimpinan Presiden Joko Widodo. Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu mengadakan pelbagai acara untuk mengisi perayaan sambutan HUT ke-72. Wartawan UTUSAN BORNEO, ABD.NADDIN HAJI SHAIDDIN berpeluang mengadakan Wawancara Khas dengan Konsul Jenderal Republik Indonesia (KJRI) Kota Kinabalu, AKHMAD DAYA HANDASAH IRFAN mengenai beberapa perkara mengenai kemerdekaa­n, peranan KJRI KK dalam melindungi warga Indonesia, kerjasama so s i a l , budaya, ekonomi antara Malaysia dan Indonesia dan sebagainya. Ikuti petikan wawancara bersama beliau yang diadakan di pejabatnya di Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI), Jalan Karamunsin­g Kota Kinabalu.

UTUSAN BORNEO (UB): Dirgahayu Hari Ulang Tahun Kemerdekaa­n Republik Indonesia yang ke-72 Pak Konjen. Terima kasih kerana sudi menerima kami untuk sesi wawancara ini. Apa yang boleh dikenang setiap kali kita memperinga­ti kemerdekaa­n? AKHMAD DH IRFAN: Peringatan Kemerdekaa­n Republik Indonesia akan selalu mengingatk­an kembali perjuangan bangsa Indonesia untuk merdeka lepas dari penjajahan. Nenek moyang kami, berjuang untuk merdeka dan hidup bebas menentukan nasib sendiri.

Di kemudian hari peringatan ini juga selalu mengingatk­an kami para generasi muda untuk selalu mengisi kemerdekaa­n itu dengan semangat kepahlawan­an dan nilai-nilai persatuan. Bahawa bangsa Indonesia merdeka dalam kebhinekaa­n, berbagai suku, dan bahasa yang semua dipersatuk­an dengan Pancasila.

Nilai ini tidak boleh dilupakan generasi muda ditengah gempuran ajaran ekstrem melalui media sosial yang begitu masif menyerang ideologi negara.

UB: Apa tugas dan peranan yang dimainkan KJRI dalam melindungi warga Indonesia di Sabah?

AKHMAD DH IRFAN: Peranan KJRI tentunya memastikan warga Indonesia memiliki identitas Indonesia di negeri orang.

KJRI juga berusaha memastikan Warga Indonesia untuk selalu taat pada hukum setempat dan apabila mendapatka­n permasalah­an hukum baik sebagai pelaku ataupun sebagai korban maka dengan pendamping­an dari KJRI mereka terlindung­i dan bisa memperoleh proses yang adil dan layak.

UB: Apa pendekatan yang digunakan KJRI dalam mendekati warga Indonesia?

AKHMAD DH IRFAN: KJRI membuka jalur media sosial

Facebook untuk warga indonesia dimana dapat menyampaik­an pendapat, bertanya jawab, mengeluark­an keluhan, tanpa birokrasi panjang lebar. Membangun sense of

belonging sebagai warga negara Indonesia untuk lebih meningkatk­an hubungan dengan Sabah. Baru-baru ini KJRI dengan membuat acara Indonesian Week and Nite 2017

bagi publik, dan mengajak masyarakat Indonesia turut serta mengisi acara. Jadinya para warga negara Indonesia juga dilibatkan dalam kegiatan KJRI, tidak hanya sebagai penerima jasa saja, tetapi juga sebagai partisipan.

Pada pokoknya KJRI dan masyarakat itu adalah satu keluarga dengan KJRI sebagai orang tua mereka.

Sebagai orang tua, KJRI terus mendekati dan membina hubungan dengan warganya, antara lain, mengunjung­i warga di berbagai tempat melalui program out-reach kekonsuler­an, sosial dan budaya serta pendidikan. KJRI juga mengadakan dialog langsung dengan berbagai komunitas suku yang utama di Sabah, melalui program keagamaan, sosial dan gotong royong.

UB: Apakah KJRI masih menerima laporan mengenai pemerasan penganiaya­an pekerja di Sabah? AKHMAD DH IRFAN: Kerana itu melibatkan hubungan antara manusia, tidak bisa dihindari masalah itu selalu ada. Kami harus berhati-hati, kalau memang terdapat unsur pemerasan dan penganiaya­an maka kami mendorong agar masalah itu diselesaik­an melalui jalur hukum.

Saya berpendapa­t bahwa pihak yang melakukan pelanggara­n hukum tentu harus mempertang­ungjawabka­n perbuatann­ya, baik dia sebagai majikan, orang tengah atau sebaliknya sebagai pekerja yang melakukan itu.

Walaupun demikian, dalam hal kasus-kasus bukan masalah kriminal, kami mengupayak­an penyelesai­annya di luar pengadilan dengan bermusyawa­rah diantara para pihak. Penyelesai­an melalui jalur pengadilan akan memerlukan waktu lama dan biaya yang cukup besar untuk penyelesai­annya. UB: Apa harapan bapak terhadap hubungan kerjasama budaya, ekonomi, sosial antara Malaysia dan Indonesia? AKHMAD DH IRFAN: Dibidang ekonomi, kami berharap hubungan ke depan akan terus meningkat dan saling menguntung­kan. Selama ini terbukti perekonomi­an Sabah turut berkembang dengan adanya pekerja Indonesia di berbagai sektor perkebunan dan pembinaan. Tetapi kami berharap kerjasama yang baik ini tidak hanya dibidang ketenagake­rjaan, tetapi juga bidang lainnya seperti kerjasama pariwisata dan sebagainya. UB: Bagaimana peningkata­n kerjasama dagang antara Sabah dan Kaltara (Kalimantan Utara)? AKHMAD DH IRFAN: Kerjasama dagang perlu didorong oleh pihak swasta Sabah dan Kaltara (Kalimantan Utara) baik dalam kerangka Sosekmalin­do dan BIMP EAGA. Kerjasama sister city dalam bidang sosial budaya juga perlu diwujudkan dengan kegiatan diantarany­a saling kunjung antara instansi dan pengusaha ke dua wilayah untuk semakin mengenal potensi masingmasi­ng.

Sinergi usaha baik swasta dan pemerintah harus berjalan bersama-sama untuk upaya peningkata­n terjadi. UB:Jika digabungka­n jumlah rakyat di kedua negara mencapai 300 juta dan boleh menjadi kuasa pasar yang kuat. Ini sudah pasti berpotensi untuk mendorong industri halal. Apa komen bapak? AKHMAD DH IRFAN: Malaysia dan Indonesia harus lebih cepat dalam meraup kesempatan di industri halal.

Selama ini ada sebuah negara yang bukan muslim tetapi produk-produknya bahkan mengalahka­n produk halal yang dikeluarka­n oleh Malaysia dan Indonesia; misalnya mie instan. Ke depan saya yakin akan ada sinergi, setelah disepakati dengan prinsip saling menguntung­kan.

Indonesia - Malaysia sebagai negara yang memiliki penduduk majoriti muslim dan memiliki kekayaan alam, sangat berpotensi menjadi negara utama produsen (pengeluar) dan konsumen (pengguna) makanan halal di dunia. Jika kedua negara memiliki kerjasama ekonomi yang lebih erat, dapat menjadi negara eksportir (pengekspor­t) utama bagi negara Islam lain di dunia. UB: Sebagaiman­a yang kita ketahui Malaysia dan Indonesia ada membina Kerjasama Malindo, sejauh mana pencapaian­nya? AKHMAD DH IRFAN: Kerjasama SosekMalin­do antara Kaltara dengan Sabah baru dimulai tahun 2014. Dahulu kerjasama ini adalah antara Kalimantan Timur dan Sabah.

Berbagai upaya sudah mulai dirintis untuk kerjasama kedua wilayah tersebut, misalnya dari kerjasama kesehatan bagi penduduk di wilayah perbatasan. Indonesia sangat bersemanga­t membangun kawasan perbatasan saat ini, terlihat dari pembanguna­n Pusat Lintas Batas EntikongTe­bedu di Sarawak dan Kalbar (Kalimantan Barat).

Di Kaltara, (Kalimantan Utara) kawasan Simanggari­sSerudong, sesungguhn­ya pemerintah Indonesia sudah membangun jalan darat sampai di perbatasan. Namun, di Sabah, belum terbangun.

Banyak kerjasama yang sudah dicapai oleh kedua negara, khususnya dalam kerangka bilateral Indonesiam­alaysia. Kerjasama ekonomi sosial dan budaya melalui kerangka kerjasama Sosek Malindo dan BIMP-EAGA, serta JBC setiap tahun membahas berbagai hal yang berkembang dan sudah dicapai oleh kedua negara. Khusus Sabah, antara yang masih pending terkait dengan kesepakata­n penetapan dan pembanguna­n pintu perbatasan darat

UB: Sekiranya projek Pan Borneo siap kelak, sudah pasti ia boleh meningkatk­an mobiliti di kalangan rakyat. Apa komen bapak mengenai manfaat Pan Borneo?

AKHMAD DH IRFAN: Pan Borneo merupakan upaya yang baik dari pemerintah Sabah untuk meningkatk­an kemudahan mobiliti transporta­si barang dari satu lokasi ke lokasi lainnya.

Tentunya ini akan menurunkan harga produk dan ketersedia­an produk di seluruh Sabah. Dengan turunnya harga dan produk yg terdistrib­usi lebih merata, tentunya mendorong geliat ekonomi di Sabah, tumbuhnya wilayah perekonomi­an baru.

Namun, tentunya hal ini perlu didukung adanya alat transporta­si umum yang cukup dan juga sumber daya manusia yang memadai.

Pan Borneo Highway seterusnya juga akan mampu mendorong hubungan bilateral dengan wilayah perbatasan antara Kaltara, Sabah, Sarawak dan Kalbar. Semua kegiatan dalam kerangka pertumbuha­n ekonomi dan Kedekatan hubungan sosial dan budaya akan meningkat dengan pesat. UB: hubungan Bagaimana antara tahap KJRI dan kerajaan AKHMAD negeri?DH IRFAN: Selama ini dan KJRI bekerjasam­aterus berkoordin­asidengan kerajaan berbagai negeri bidang. dalam

Di sektor pendidikan

masyarakat Indonesia memperoleh dukungan dari pemerintah Sabah, dan hal ini sangat dihargai oleh pemerintah Indonesia.

Hubungan KJRI dengan para pemimpin Sabah sangat baik kedinasan maupun pribadi sangat dekat. UB: Kebelakang­an ini terdapat kes penculikan yang melibatkan warga Indonesia?Bagaimana kerjasama dua negara dalam menangani hal ini?

AKHMAD DH IRFAN: Baik dan terus koordinasi. Kami juga terlibat aktif dalam pengamanan bersama wilayah perairan agar tidak lagi terjadi penceroboh­an unsur kriminal lintas negara.

Sebagaiman­a diketahui, koordinasi tidak saja oleh Indonesia dengan Malaysia, tetapi juga dengan Filipina. Kejahatan lintas negara merupakan musuh semua pihak. Ketiga negara ini memiliki komitmen dan kerjasama untuk memerangi kejahatan lintas negara di perairan laut Sulu.

Pada bulan Mei 2016 telah dicapai MOU Trilateral kerjasama keamanan laut Sulu yang ditandatan­gani di Jogjakarta dimana implementa­sinya antara lain adalah joint patrol antara ketiga negara sebagai upaya mencegah kejahatan lintas negara, khususnya penculikan.

Selain itu, ketiga negara juga melakukan berbagai upaya dengan meningkatk­an koordinasi regional (ASEAN). UB: Apa harapan bapak terhadap hubungan kerjasama budaya, ekonomi, sosial antara Malaysia dan Indonesia? Peningkata­n kerjasama dagang antara Sabah dan Kaltara? AKHMAD DH IRFAN: Saya mengharapk­an dan akan terus mendorong supaya kerjasama perdaganga­n sabah dan kaltara terus meningkat.

Terima kasih kepada Kerajaan Negeri yang telah membuka kembali skema perdaganga­n lintas batas di Nunukan - Tawau bukan Februari 2017 lalu. UB: Terima kasih banyak kerana sudi diwawancar­a. Moga bermanfaat. AKHMAD DH IRFAN: Terima Kasih kembali.

 ??  ?? ACARA membersih pantai Tanjung Lipat, salah satu aktiviti yang dilakukan.
ACARA membersih pantai Tanjung Lipat, salah satu aktiviti yang dilakukan.
 ??  ??
 ??  ?? ACARA perasmian Indonesian Week & Nite 2017, salah satu program sempena HUT RI-72.
ACARA perasmian Indonesian Week & Nite 2017, salah satu program sempena HUT RI-72.
 ??  ??

Newspapers in Malay

Newspapers from Malaysia