Utusan Borneo (Sabah)

Puisi Minggu Ini

- RITA ROBERT RAWANTAS

PENCIPTA RAMADAN

Seindah Ramadhan menembusi waktu ada cinta-Nya di sana menunggu bintang-bintang merahmati nan satu kekasih awal dan akhir tidak terhitung bahu kudrat ini sentiasa terpaku

Sampai terdetik muka lesu oleh suara ombak berwarna kelabu yang alpa kerana kesombonga­n para nafsu lapar dan dahaga terconteng wahyu walau dilafaz tetap tidak direstu

Sunguh kuat pengorbana­n Ramadhan untukku bisakah diulang waktu yang telah lalu? Berpaut pada agama nan satu percaya hanya Dia penciptaku bukan palsu dicorak debu GABRIEL KIMJUAN Taman Mutiara, Labuan, Malaysia. 22 Jun 2016

DI BAWAH TEDUHAN RAMADAN

Sebuah kalimat keinsafan bernafas untuk aku bertahan dalam teduhan Ramadan beri sejuta makna dan harapan berjalan dalam lindungan Tuhan

Langit itu umpama bumbung berlantaik­an tanah nan gersang aku reda hujan yang panjang merantau mencari seseorang sekian lama menunggu pulang

Matahari menjadi saksi segala cerita duka di hati semoga Ramadan akan kembali menyinari jiwa yang sepi di bawah kuasa Ilahi

GABRIEL KIMJUAN Taman Mutiara, Labuan, Malaysia. 12 Jun 2017

PINTU RAMADAN

Bulan suci diberkati Ilahi tahan diri di pintu rezeki amal ibadah harus dipeduli agar hidup bersih berseri

kaya miskin sentiasa berkongsi buka kitab setiap hari jadi pedoman dalam hati penguat iman di muka bumi bersedekah dengan seikhlas murni

Pintu Ramadan ini ketuk dosa-dosa hakiki agar tiada lagi terlukai yang harus dizalimi cintailah pada kurniaan abadi GABRIEL KIMJUAN Taman Mutiara, Labuan, Malaysia. 30 Mei 2017

DI ATAS JALAN PILIHAN

malam tiba mengelus pipi Kota Kinabalu setelah senja singgah di Lorong Merdeka meremang di kaki-kaki lima Bandaran Berjaya dan kedai-kedai kopi mulai tutup di Asia City

tangga-tangga menggamit naik, mulai ranggi dilapisi baldu, menantang tuan bertandang rumah urut, pusat refleksolo­gi siap khidmat andai tersandung jatuh di bundle Kampung Air atau siang, lenguh dek tamu minggu Jalan Gaya

kota ini kian jelita menuju puncak malam gamitan pelancong, pelawat, penikmat cinta membangun cinta lalu dibubar seusai malam kau kelit, kekasih lama yang busuk dan mulai tua biar malam menaungmu luluh didakap kamar hitam di kota damai ini, kita bebas berjalan atas pilihan

RITA ROBERT RAWANTAS

MENJADI ORANG LAIN

Dia membawaku beribu jauh jaraknya ke dalam sepi terjauh dan kesakitan terdalam ketika rambutku utuh dan kudratku gagah dia menyuntik segala buah fikir, racun dan nanah agar aku lupa diriku dan menjadi orang lain RITA ROBERT RAWANTAS

WANITA MALAM

di lorong-lorong pelacuran tak siapa tahu dia tawanan dan mereka selalu menang dengan nyawa ia melawan tak siapa tahu ia dagangan diperdagan­g, dijual, ditawan

malam-malam di kegelapan mencari wang di bibir jalan hias wajah, busana menawan telanjang kaki, setengah badan membelit tiang, mencium tuan yang busuk, kacak, kurus, tambun

wanita malam di lorong pelacuran hatinya mati, jiwanya dikuburan si jalang ranjang walau ia enggan tak siapa tahu ia dagangan diperdagan­g, dijual, ditawan

Newspapers in Malay

Newspapers from Malaysia