Utusan Borneo (Sabah)

Puisi Minggu Ini

-

TASIK CERMIN

indah tasikmu habitat flora fauna kurniaan Tuhan

LAUT

dalam gelora gentayanga­nlah rindu di laut hidup

Chai Loon Guan Mukim Hulu Bernam Timur

HUJAN RINDU

tiba-tiba hujan rindu membasahi rumah cinta titis-menitis kasih menyirami kebun suka menyirami kebun duka

pengembara cinta, aku masih tabah menelusuri liku-liku perjalanan lewat senja di ufuk usia tertunggu-tunggu akan melodi hujan yang membasahi bumi kehidupan

biarkan hujan rindu itu mendirus nyala rasa pohon cintaku pohon cintamu agar kukuh akar-akar setia erat dahan-dahan intim subur daun-daun prihatin mewangi bunga-bunga bahagia ranum manis buah-buah cinta asmaraloka

Chai Loon Guan, Mukim Hulu Bernam Timur.

CERITERA BELUM II

malar hijau alam anugerah Tuhan, Belum mergastua menghidupk­an bahagia landskap indah tanpa belenggu luka noda pencemaran

kabus atmosfera manik-manik gerimis di kaki bukit membasahi tasikmu, Belum flora fauna dan ikan-ikan menemukan makna kemanusiaa­n tanpa belenggu goda haloba dunia kebendaan manusia yang kian sasau di medan perlumbaan

seperti cakerawala awan, mentari dan bulan rimba Titiwangsa­mu, Belum melestarik­an zuriat kehidupan habitat alam zaman-berzaman

Chai Loon Guan, Gerik.

SENJA GHURUB DI KENIOGAN

Berabad abad sungai ini mengalir dari hulu sugud hingga ke laut Sore begini hati damai Tepian desa Keniogan Mengusap rindu

Pada semua yang dirindu

Kembali pulang ke hari lalu Ketika putera Madlis ada di sini Gempita semangat yang berkobarko­bar

Pulau ini di tatangnya Penuh kasih sayang

Pulau ini bangun daripada Tidur panjang

Desa ini pantai nan landai Sungainya yabg damai

Setia menanti ghurubnya Mentari

Sepetang begini

Putera Madlis bagai melambai hamba

Datang kemari

Kokoh azamnya

Tinggi hasratnya Keniogan sentiasa di hatinya Masjid

Sekolah

Madrasah

Klinik dan jalan jembatan

Bomba

Polis

Dan ekonomi bangsanya Dipertaruh­kannya Bertaraf manusiawi Putera Madlis merindukan Suara anak anak mengaji Di masjid

Di surau

Bangsanya ramai berjamaah di rumah Allah

Di sungai ini bagaikan merimbuh bicaranya

Yang belum usai

Inilah desa baldatun toyyibah Inilah desa yang ditinggalk­annya

Desa Keniogan

Desa marhamah

Oh desa marhamah

Desa yang dipertaruh­kannya Duhai putera putera Keniogan Kamulah pewaris Membangun desa ini

Kita bangunkan

Desa toyyibah

Yang Tuhan ampuni

Di sini, akan lahir seribu Madlis

Menjadi legasi ummah Membangun tanah leluhur Ini

Hayya alassolah Hayya alal falah

Damailah saudaraku putera Madlis

Di pusaramu

Senja ghurub di Keniogan Mengalirla­h sungaimu

Nan tenang

Sore begini bicara hati Rinduku padamu

Putera Madlis.

Al fatihah.

Jalidar Abd Rahim

30 July 2022

1 Muharam 1444.

Desa Pulau Keniogan, Beluran.

KOLAPIS AKU DATANG LAGI

Puluhan tahun merajut nafiri-Mu Merengkuh syahadah dalam pelukan

Gempita asmaMu di perjalanan hari

Serupa Kolapis Seberang

Darat

Dan laut Hamba sempurnaka­n Bai’ahku pada-Mu Di desa ini

Janji hidup matiku Untuk jamaah ini

Hari ini hamba datang Kolapis Seperti dulu mengulang kaji jazamkan rukun Islam

Dan rukan iman Menghijrah­kan diri dan hati Kerana esok tiada kepastian Entahkan berkubur hamba di sini

Muharam kali ini hamba kembali kemari Kolapis

Jemaah berbaris memelukku Ada rasa rindu

Dan gamitan sayang Sentiasa memayungi mesra Yang memanjang Kamilah itu muhajirin Kamulah itu ansor Kulapis wajah Negeri ini Sejak dulu

Hamba rindukan Baldatun toyyibatun

Wa Rabbun ghafur.

Jalidar Abd Rahim Kolapis Laut, Beluran Sandakan.

29 Julai 2022

1 Muharam 1444.

Newspapers in Malay

Newspapers from Malaysia